Jangan Lewatkan Bedah Novel “Astungkara” Karangan Panji Sukma

Komune sastra Karanganyar selalu bergiat. Satu untuk satu anggotanya mulai menimbulkan karyanya. Yang terbaru ialah novel Astungkara karya Panji Sukma. Novel itu dibedah oleh Ceroenis serta Novelis Yuditeha di Warung Pejalan, Minggu (14/10/2018) malam.

Dalam penjelasannya, Yuditeha menjelaskan, ada satu cerita bagus di novel tsebut, yaitu: “Aku menyukai orang yang memperjuangkanku”. Menurut dia, kalimat itu pas jadi Taq line novel itu.

Mereka semula begitu miskin sampai pakai cara ini
Diluar itu, ada banyak yang dibahas Yudi menurut teks teksnya. Disebutkan, novel menarik tidak mesti dari alur ceritanya saja, tapi ikut penawaran teks teksnya yang tawarkan kebaruan.
“Novel cinta tidak mesti selalu bicara bibir serta rindu, tapi dapat diselipi cerita kisah lainnya yang bisa saja jauh dari unsur cinta. Contohnya mengenai lokalitas serta musibah alam,” katanya.

Acara bedah novel itu ikut juga dihidupkan dengan pembacaan nukilan novel oleh Ruly R. Sesaat Ekohm Abyasa membaca puisi karya Panji Sukma. Sedang Enji membaca cerita yang disebutkan salah satunya tokoh bernama Elda serta menyanyikannya.

Nyanyian itu disertai oleh sang novelis Panji Sukma sendiri, yang kebetulan berlatar belakang seseorang musisi. Ia ialah penyanyi di group band Gendar Pecel.

Bertindak sebagai moderator ialah Siddiq, yang sekaligus juga penanggungjawab Warung Pejalan. Ia mengharap, tempat ngopi yang dia kelola bersama dengan kawan-kawannya itu bisa jadi tempat pinjam serta baca buku.

Yuditeha memberikan, novel perdana Panji Sukma itu akan dibedah bersama dengan buku antologi cerpen karya Anggoro Kasih yang berjudul Kesepian yang Membunuh di Cafe Daleme Eyang, Solo awal November.

Leave a comment